Selasa, 03 April 2012

Nabi SAW dan Umatnya Dimuliakan dengan Shalat

Allah menciptakan malaikat Jibril dalam bentuknya yang paling bagus, Dia menambahkan enamratus sayap bagi Jibril, yang setiap sayapnya sepanjang antara timur dan barat. Ketika melihat keadaan dirinya, Jibril mengagumi dirinya dan berkata, “Wahai Allah, apakah engkau menciptakan mahluk lain yang bentuknya lebih bagus dari diriku?”
Allah SWT berfirman, “Tidak!!”
Maka Jibril langsung gembira dan bersyukur kepada Allah, ungkapan syukurnya dilakukan dengan shalat dua rakaat. Dia berdiri selama duapuluh ribu tahun untuk satu rakaatnya. Dan setelah selesai shalat, Allah berfirman kepadanya, “Wahai Jibril, engkau telah beribadah kepada-Ku dengan sebenar-benarnya peribadatan kepada-Ku, tidak ada seorang-pun yang beribadah kepada-Ku seperti ibadah yang telah engkau lakukan itu!!”
Jibril makin gembira dengan pujian Allah tersebut, dan makin menambah rasa syukurnya. Kemudian Allah berfirman lagi, “Namun akan datang seorang nabi mulia sebagai kekasih-Ku di akhir zaman. Dia mempunyai umat yang lemah lagi berdosa, mereka melakukan shalat beberapa rakaat dalam waktu yang singkat, itupun dilakukan disertai kekurangan dan kelalaian, pikiran yang bermacam-macam, bahkan terkadang mereka berdosa besar. Tetapi demi keagungan-Ku dan keluhuran-Ku, sesungguhnya shalat mereka itu lebih Aku sukai daripada shalatmu, karena mereka shalat itu untuk menjalankan perintah-Ku, sedangkan engkau menjalankan shalat tanpa perintah dari-Ku…!!”
Jibril berkata, “Wahai Allah, apakah balasan atas shalat mereka itu?”
Allah Berfirman, “Aku berikan untuk mereka surga sebagai tempat tinggal mereka!!”
Jibril meminta ijin Allah untuk melihat surga tersebut dan mengitarinya, dan Allah mengijinkannya. Jibril terbang mengepakkan sayapnya, yang dengan sekali kepakan ia mencapai jarak perjalanan tigaribu tahun, dan ia terus terbang hingga jarak perjalanan tigaratus ribu tahun. Ketika merasa lelah dan belum sampai juga, ia berhenti dan bersujud kepada Allah, lalu berkata, “Wahai Allah, apakah aku telah mencapai separuhnya, sepertiganya atau seperempatnya?”
Allah berfirman, “Wahai Jibril, seandainya engkau terbang (sejauh perjalanan) tigaratus ribu tahun lagi, dan Aku berikan lagi kekuatan seperti kekuatanmu itu, sayap lagi seperti sayap-sayapmu itu dan engkau melakukan lagi apa yang telah lakukan itu, maka sesungguhnya engkau tidak akan sampai pada sepersepuluh dari apa yang Aku berikan kepada umat kecintaan-Ku, Muhammad SAW, sebagai balasan atas shalat yang  mereka lakukan itu!!”
Malaikat Jibril jadi sangat merindukan untuk bisa bertemu dengan Nabi SAW dan umatnya itu.
Memang, dalam perjalanan Mi’raj, Nabi SAW melihat sekelompok malaikat pada tiap lapis langit sedang shalat atau beribadah kepada Allah SWT dengan caranya masing-masing. Pada langit pertama, beliau melihat para malaikat yang terus-menerus mengucap dzikr kepada Allah sambil berdiri, dan menurut penjelasan malaikat Jibril, mereka beribadah seperti itu sejak diciptakan Allah hingga hari kiamat tiba. Pada langit ke dua, beliau melihat malaikat yang shalat dengan cara ruku, sejak diciptakan hingga hari kiamat tiba.
Memasuki langit ke tiga, beliau melihat para malaikat beribadah dengan cara terus menerus bersujud kepada Allah, sejak diciptakan hingga hari kiamat tiba. Beliau amat takjub dengan pemandangan tersebut, dan tidak bisa menahan diri untuk mengucap salam. Akibatnya, para malaikat itu bangkit dari sujudnya untuk sesaat, sekedar menjawab salam yang disampaikan Rasulullah SAW, kemudian mereka kembali sujud seperti semula. Dan mereka akan tetap sujud hingga hari kiamat tiba.
Pada langit ke empat, beliau melihat para malaikat beribadah dengan terus menerus duduk tasyahud. Pada langit ke lima, para malaikat beribadah dengan terus-menerus mengucapkan tasbih. Pada langit ke enam, para malaikat beribadah dengan terus menerus mengucap takbir dan tahlil. Dan pada langit yang ke tujuh, para malaikat beribadah dengan terus menerus mengucapkan salam. Mereka menjalankan ibadah tersebut hingga hari kiamat tiba.
Rasulullah SAW amat tertarik dengan cara peribadatan para malaikat tersebut, dan sangat menginginkan agar beliau dan umatnya bisa melaksanakan sembahyang seperti mereka. Karena itu, ketika Allah mensyariatkan kewajiban shalat pada peristiwa Mi’raj tersebut, sekaligus mengajarkan cara-caranya (melalui Malaikat Jibril) sebagai rangkaian dan rangkuman ibadah para malaikat di tujuh lapis langit. Semua itu sebagai wujud kasih sayang Allah kepada Nabi SAW dan umat beliau.
Mungkin atas dasar dan alasan inilah, Allah lebih memuliakan shalatnya Nabi SAW dan umat beliau daripada shalat yang dilakukan Malaikat Jibril ketika ia diciptakan. Nabi SAW juga pernah bersabda, “Barang siapa yang menunaikan shalat lima waktu, maka ia akan mendapatkan pahala ibadah, seperti ibadahnya para malaikat pada tujuh lapis langit…!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar