Selasa, 07 Oktober 2014

Sebuah Pertanda saat Penggalian Parit (Khandaq)

Ketika kaum muslimin sedang mengerjakan penggalian parit (khandaq) untuk benteng pertahanan Kota Madinah dari serangan Quraisy dan sekutu-sekutunya, mereka sempat menemui sebuah batu atau tanah keras sangat besar yang sulit sekali dihancurkan. Beberapa sahabat yang mempunyai kekuatan, seperti Umar bin Khaththab misalnya, juga tak mampu membelah batu itu sehingga proses penggalian sempat terhalang. Beberapa sahabat menemui Nabi SAW dan berkata,” Wahai Rasulullah, ada sebuah bongkah tanah atau batu yang sangat keras yang sulit dipecahkan!!”
Beliau bersabda, “Kalau begitu aku akan turun!!”
Kebanyakan sahabat, termasuk Nabi SAW sendiri dalam keadaan yang lapar dan lemah, sudah hampir tiga hari tidak ada makanan yang masuk ke perut mereka. Beliau mengeratkan ikatan kain di perutnya, yang di dalam kain itu terdapat batu-batu kecil untuk mengganjal rasa lapar. Setelah turun dan tiba di tempat batu itu, beliau meminta sebuah kapak atau pembelah batu, dan bersabda, “Wa tammat kalimatu rabbika shidqan wa adlan, laa mubaddila likalimaatihii wa huwas samii’ul ‘aliim!!”
Dengan satu ayunan atau pukulan, hancurlah sepertiga bagian dari batu itu menjadi butiran pasir. Salman al Farisi, sahabat yang juga menjadi ‘pencetus’ ide untuk menggali parit sebagai benteng pertahanan Kota Madinah, melihat satu cahaya terang yang memancar dari pukulan Nabi SAW tersebut.
Untuk kedua kalinya Nabi SAW membaca ayat Al Qur’an tersebut dan mengayunkan kapak, sekali lagi hancurlah sepertiga bagian lainnya menjadi butiran pasir. Bersamaan dengan itu Salman al Farisi melihat seberkas cahaya yang sama terangnya dengan cahaya sebelumnya. Pada kali ke tiga Nabi SAW mengayunkan kapak sambil membaca ayat tersebut, sisa sepertiga batu itu hancur berserakan menjadi pasir, dan sekali lagi Salman melihat seberkas cahaya terang yang memancar.
Setelah penggalian terbebas dari halangan batu besar itu, Nabi SAW keluar dari parit dan duduk beristirahat bersama para sahabat, Salman berkata, “Ya Rasulullah, sinar apakah yang keluar itu setiap kali engkau memukul batu besar tersebut?”
Nabi SAW bersabda, “Apakah engkau melihat sinar itu, wahai Salman?”
Salman berkata, “Benar, ya Rasulullah, demi Dzat yang mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku melihat sinar itu!!”
Beliau bersabda, “Ketika aku memukul batu itu pertama kalinya, dengan sinar itu Allah memperlihatkan padaku daerah kekuasaan Kisra Persia dan daerah sekitarnya, sungguh aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, doakanlah semoga Allah membukakan untuk kami, dan memberikan kepada kami anak cucu mereka!!”
Nabi SAW mendoakan seperti permintaan mereka.   
Kemudian beliau bersabda lagi, “Ketika aku memukul batu itu untuk kedua kalinya, dengan sinar yang muncul itu Allah memperlihatkan padaku daerah kekuasaan Kaisar Romawi dan daerah sekitarnya, sungguh aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!”
Para sahabat berkata lagi, “Ya Rasulullah, doakanlah semoga Allah membukakan untuk kami, dan memberikan kepada kami anak cucu mereka!!”
Sekali lagi beliau mendoakan seperti permintaan mereka.
Kemudian Nabi SAW bersabda lagi, “Ketika aku memukul batu itu untuk ketiga kalinya, dengan sinar yang muncul itu Allah memperlihatkan padaku daerah kekuasaan Habasyah (Ethiopia) dan daerah sekitarnya, sungguh aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!”
Para sahabat berkata lagi, “Ya Rasulullah, doakanlah semoga Allah membukakan untuk kami, dan memberikan kepada kami anak cucu mereka!!”
Dan Nabi SAW mendoakan seperti permintaan mereka.
Pada riwayat lainnya disebutkan, ketika Nabi SAW memukul batu itu dengan membaca Basmalah untuk pertama kalinya, keluarlah sinar dan beliau langsung berseru, “Allahu Akbar, aku diberi kunci-kunci Syam (Romawi), demi Allah aku benar-benar melihat istana-istananya yang bercat merah saat ini….!!”
Ketika beliau memukul untuk kedua kalinya dengan membaca Basmalah, keluarlah sinar dan beliau langsung berseru, “Allahu Akbar, aku diberi tanah Persia, demi Allah aku benar-benar melihat istana Madain yang bercat putih saat ini….!!”
Ketika beliau memukul untuk ketiga kalinya dengan membaca Basmalah, keluarlah sinar dan beliau langsung berseru, “Allahu Akbar, aku diberi kunci-kunci Yaman, demi Allah, dari tempat ini aku bisa melihat pintu-pintu gerbang kota Shan’a….!!”
      

3 komentar: