Ketika kaum muslimin sedang
mengerjakan penggalian parit (khandaq) untuk benteng pertahanan Kota Madinah
dari serangan Quraisy dan sekutu-sekutunya, mereka sempat menemui sebuah batu
atau tanah keras sangat besar yang sulit sekali dihancurkan. Beberapa sahabat
yang mempunyai kekuatan, seperti Umar bin Khaththab misalnya, juga tak mampu membelah
batu itu sehingga proses penggalian sempat terhalang. Beberapa sahabat menemui
Nabi SAW dan berkata,” Wahai Rasulullah, ada sebuah bongkah tanah atau batu
yang sangat keras yang sulit dipecahkan!!”
Beliau bersabda, “Kalau begitu aku
akan turun!!”
Kebanyakan sahabat, termasuk Nabi
SAW sendiri dalam keadaan yang lapar dan lemah, sudah hampir tiga hari tidak
ada makanan yang masuk ke perut mereka. Beliau mengeratkan ikatan kain di
perutnya, yang di dalam kain itu terdapat batu-batu kecil untuk mengganjal rasa
lapar. Setelah turun dan tiba di tempat batu itu, beliau meminta sebuah kapak
atau pembelah batu, dan bersabda, “Wa tammat kalimatu rabbika shidqan wa adlan,
laa mubaddila likalimaatihii wa huwas samii’ul ‘aliim!!”
Dengan satu ayunan atau pukulan,
hancurlah sepertiga bagian dari batu itu menjadi butiran pasir. Salman al
Farisi, sahabat yang juga menjadi ‘pencetus’ ide untuk menggali parit sebagai
benteng pertahanan Kota Madinah, melihat satu cahaya terang yang memancar dari
pukulan Nabi SAW tersebut.
Untuk kedua kalinya Nabi SAW
membaca ayat Al Qur’an tersebut dan mengayunkan kapak, sekali lagi hancurlah
sepertiga bagian lainnya menjadi butiran pasir. Bersamaan dengan itu Salman al
Farisi melihat seberkas cahaya yang sama terangnya dengan cahaya sebelumnya.
Pada kali ke tiga Nabi SAW mengayunkan kapak sambil membaca ayat tersebut, sisa
sepertiga batu itu hancur berserakan menjadi pasir, dan sekali lagi Salman
melihat seberkas cahaya terang yang memancar.
Setelah penggalian terbebas dari
halangan batu besar itu, Nabi SAW keluar dari parit dan duduk beristirahat bersama
para sahabat, Salman berkata, “Ya Rasulullah, sinar apakah yang keluar itu
setiap kali engkau memukul batu besar tersebut?”
Nabi SAW bersabda, “Apakah engkau
melihat sinar itu, wahai Salman?”
Salman berkata, “Benar, ya
Rasulullah, demi Dzat yang mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku
melihat sinar itu!!”
Beliau bersabda, “Ketika aku
memukul batu itu pertama kalinya, dengan sinar itu Allah memperlihatkan padaku
daerah kekuasaan Kisra Persia
dan daerah sekitarnya, sungguh aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!”
Nabi SAW mendoakan seperti
permintaan mereka.
Kemudian beliau bersabda lagi,
“Ketika aku memukul batu itu untuk kedua kalinya, dengan sinar yang muncul itu
Allah memperlihatkan padaku daerah kekuasaan Kaisar Romawi dan daerah
sekitarnya, sungguh aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!”
Sekali lagi beliau mendoakan
seperti permintaan mereka.
Kemudian Nabi SAW bersabda lagi,
“Ketika aku memukul batu itu untuk ketiga kalinya, dengan sinar yang muncul itu
Allah memperlihatkan padaku daerah kekuasaan Habasyah (Ethiopia ) dan daerah sekitarnya,
sungguh aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!”
Dan Nabi SAW mendoakan seperti
permintaan mereka.
Pada riwayat lainnya disebutkan, ketika
Nabi SAW memukul batu itu dengan membaca Basmalah untuk pertama kalinya,
keluarlah sinar dan beliau langsung berseru, “Allahu Akbar, aku diberi
kunci-kunci Syam (Romawi), demi Allah aku benar-benar melihat istana-istananya
yang bercat merah saat ini….!!”
Ketika beliau memukul untuk kedua
kalinya dengan membaca Basmalah, keluarlah sinar dan beliau langsung berseru,
“Allahu Akbar, aku diberi tanah Persia ,
demi Allah aku benar-benar melihat istana Madain yang bercat putih saat
ini….!!”
Ketika beliau memukul untuk ketiga
kalinya dengan membaca Basmalah, keluarlah sinar dan beliau langsung berseru,
“Allahu Akbar, aku diberi kunci-kunci Yaman, demi Allah, dari tempat ini aku
bisa melihat pintu-pintu gerbang kota
Shan’a….!!”
Note:sb2-234,sn392,jka96
pnjam kata - katanya yah untuk referensi
BalasHapusSyfeddufdutsefudd
BalasHapusKalau tdk salah Kisah ini ada difilm Omar Episode ke 13
BalasHapus