Suatu ketika Nabi SAW
berjalan-jalan bersama beberapa orang sahabat. Sambil tetap berjalan, tiba-tiba
beliau memegang tangan Abu Dzar dan bersabda, “Wahai Abu Dzar, apakah kamu
telah mengetahui, bahwa sesungguhnya di hadapan kita terbentang suatu jalan di
bukit yang sangat rumit, tidak akan bisa didaki selain oleh orang-orang yang
meringankan beban (perjalanan) nya!!”
Salah seorang sahabat
lainnya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah saya ini termasuk orang yang
meringankan atau memberatkan beban (dalam perjalanan) itu?”
Nabi SAW bersabda,
“Adakah engkau memiliki (persiapan) makanan untuk hari ini?”
Ia berkata, “Punya,
ya Rasulullah!!”
Beliau bersabda lagi,
“Adakah engkau memiliki (persiapan) makanan untuk esok hari?”
Ia berkata, “Punya,
ya Rasulullah!!”
Beliau bersabda lagi,
“Adakah engkau memiliki (persiapan) makanan untuk esok lusa?”
Ia berkata lagi,
“Tidak ada, ya Rasulullah!!”
Nabi SAW bersabda,
“Engkau termasuk orang yang meringankan bebannya. Andaikata engkau memiliki
persediaan makanan untuk tiga hari, maka engkau termasuk golongan orang-orang
yang memberatkan bebannya!!”
Tentunya yang
dimaksudkan beliau dengan ‘jalan di bukit yang rumit’ adalah perjalanan ke
akhirat, dan ‘beban perjalanan’ adalah pertanggung-jawaban urusan duniawi.
Kadang-kadang Nabi SAW memang bersabda dengan perumpamaan, seperti sabda beliau
kepada Abu Dzar dalam kesempatan lainnya, “Wahai Abu Dzar, perbaikilah kapalmu
karena lautnya dalam, bawalah bekal sempurna karena perjalananmu jauh, ringankanlah
bebanmu karena rintangan-rintangannya sangat berat, dan ikhlaslah dalam beramal
karena sesungguhnya Dia Maha Meneliti dan Maha Melihat!!”
Note:ni67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar