Sabtu, 14 Juli 2012

Khutbah Nabi SAW di Akhir Bulan Sya’ban

Pada suatu hari, di hari terakhir dari Bulan Sya’ban, Rasulullah SAW berdiri di hadapan para sahabat yang berkumpul, dan bersabda, “Hai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah (yakni Bulan Romadhon), di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan (yakni, Lailatul Qadr). Allah mewajibkan puasa di dalamnya, dan bangun malamnya hanyalah sunnah. Dan barang siapa berbuat kebaikan di dalamnya (yang sifatnya sunnah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka (pahalanya) bagaikan mengerjakan yang fardhu di bulan lainnya. Barang siapa yang mengerjakan amalan fardhu, maka (pahalanya) bagaikan mengerjakan tujuhpuluh amalan fardhu di bulan lainnya….”
Kemudian Nabi SAW meneruskan sabda beliau, bahwa Bulan Romadhon itu adalah bulan kesabaran, dan pahala dari kesabaran adalah surga. Ia juga bulan bantuan / pertolongan dan bulan bertambahnya rezeki. Barang siapa yang memberikan makanan berbuka untuk orang lain yang berpuasa, maka ia akan mendapat maghfirah atas dosa-dosanya, yang akan melepaskan dirinya dari api neraka. Ia juga akan memperoleh pahala orang yang berpuasa (yang diberinya makanan berbuka) itu, tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.
Salah seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami yang bisa memberikan makanan untuk berbuka itu!!”
Nabi SAW bersabda, “Allah akan memberi pahala kepada orang yang memberi makanan untuk berbuka, walau hanya berupa sebutir kurma, seteguk air, atau hanya se-isapan air susu…!!”
Rasulullah SAW meneruskan sabdanya lagi, bahwa Bulan Ramadhan itu permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan (maghfirah) Allah, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Barang siapa yang memberikan keringanan beban kerja kepada budak-budak (atau pembantu-pembantu)-nya pada bulan itu, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari siksaan api neraka.
Nabi SAW juga berpesan, agar kita memperbanyak (ucapan atau dzikr) dari empat macam, dua macam yang akan mengundang keridhaan Allah kepada kita, dan dua macam lainnya yang kita sangat berhajad atau memerlukannya. Dua macam (ucapan/dzikr) untuk keridhaan Allah adalah : Asyhadu allaa ilaaha illallaah (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah) dan Astaghfirullah (Saya mohon ampunan kepada Allah). Sedangkan dua macam (ucapan/dzikr) yang kita sangat memerlukannya adalah : Nas’alukal jannata (Kami meminta kepada-Mu surga) dan Wa na’uudzubika minan naar (Dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka).
Dalam riwayat lainnya, dua hal yang kita memerlukan itu adalah : Nas’aluka ridhooka wa jannata (Kami meminta kepada-Mu keridhoan-Mu dan surga) dan Wa na’uudzubika min sakhootika wan naar (Dan kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan neraka).
Beliau juga bersabda, bahwa barang siapa yang memberikan minuman (untuk berbuka) pada orang-orang yang berpuasa, maka Allah akan memberinya minuman dari telaga Rasulullah SAW (Al Haudh, al Kautsar). Siapa yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa dari hasil yang halal, maka para malaikat akan mendoakannya pada semua malam-malam di Bulan Ramadhan, dan ia akan berjabat tangan dengan malaikat Jibril di (malam) Lailatul Qadr. Barang siapa yang telah berjabat tangan dengan malaikat Jibril, hatinya akan menjadi lunak dan deras air matanya. Maksudnya, ia akan mudah menangis atau terenyuh karena takut kepada Allah atau karena menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah.
Itulah rangkaian pesan Nabi SAW yang disampaikan kepada para sahabat pada akhir Bulan Sya’ban. Tujuannya jelas, agar umat Islam, termasuk kita semua, makin bersemangat dan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di Bulan Ramadhan tersebut, tentunya dalam batas kemampuan masing-masing.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar