Sabtu, 27 April 2013

Jika Dibolehkan Bersujud kepada Manusia

Seorang sahabat Anshar mempunyai seekor unta yang biasa digunakan untuk membawa air dari sumur untuk menyiram tanaman dan kebunnya. Suatu ketika untanya itu menjadi liar dan mogok bekerja, ia tidak mau melaksanakan pekerjaan seperti biasanya, bahkan melawan jika dipaksa. Sahabat tersebut melaporkan peristiwa ini kepada Nabi SAW, dan beliau mendatangi kebunnya diikuti beberapa sahabat lainnya.
Ketika Nabi SAW akan memasuki pintu kebunnya, sang sahabat Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, saya khawatir akan keselamatan dirimu. Sesungguhnya unta itu telah menjadi liar dan ganas!!”
“Tidak apa-apa!!” Kata Nabi SAW
Kemudian beliau masuk dan memandang kepada unta tersebut dengan pandangan kasih sayang. Memang benar Firman Allah : wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamin. Seketika unta itu menghampiri Nabi SAW, kemudian menderum (duduk) bersimpuh, bahkan cenderung bersujud di hadapan beliau. Beliau mengusap ubun-ubun unta tersebut, sesaat kemudian beliau memerintahkan berdiri dan menghelanya kepada pemiliknya, sang sahabat Anshar. Tampaknya unta tersebut kembali jinak dan menurut kepada tuannya seperti sebelumnya.
Salah seorang sahabat berkata, “Ya Rasulullah, binatang yang tidak berakal saja bersujud kepada engkau. Maka kami yang berakal ini lebih layak untuk bersujud kepadamu!!”
Maka Nabi SAW bersabda, “Tidak layak manusia bersujud kepada sesama manusia. Andai dibolehkan manusia bersujud kepada manusia, maka aku perintahkan seorang istri bersujud pada suaminya, karena besarnya hak suaminya itu atas dirinya!!”
Ada suatu peristiwa lagi, yang juga menunjukkan mu’jizat Rasulullah SAW. Seorang badui (Arab pedalaman) yang telah memeluk Islam, menghadap Nabi SAW di Madinah dan berkata, “Sesungguhnya aku telah memeluk Islam, maka tunjukkanlah kepadaku sesuatu yang bisa menambah keyakinanku!!”
Beliau bersabda, “Apa yang engkau inginkan??”
Si Badui berkata, “Panggillah pohon itu untuk datang kepadamu!!”
Tetapi Nabi SAW justru berkata, “Pergilah kamu ke sana dan panggillah pohon itu!!”
Si Badui mendekati pohon itu dan berkata, “Penuhilah panggilan Rasulullah!!”
Dan sungguh ajaib, tiba-tiba pohon itu miring ke satu sisi hingga akarnya terangkat, dan miring lagi ke sisi lainnya hingga akar lainnya tercerabut, bergerak maju mundur hingga semua akarnya keluar, kemudian ‘berjalan’ mendekati Rasulullah SAW dan mengucap salam.
Si Badui yang tampak terkagum-kagum melihat peristiwa itu segera berkata, “Cukup… cukup!!”
Nabi SAW memerintahkan pohon itu kembali dan ia ‘berjalan’ seperti sebelumnya, masuk ke lubang tempatnya semula hingga akar-akarnya menancap, dan kembali tegak seperti tidak pernah berpindah. Si Badui memandang Nabi SAW dengan mata berbinar, dan berkata, “Wahai Rasulullah, ijinkanlah aku untuk mencium kepala dan kedua kakimu!!”
Nabi SAW mengijinkannya, dan si Badui segera melakukannya. Sikap seperti itu adalah tradisi orang-orang Arab ketika mereka menghormat dan menyanjung seseorang. Si Badui tampak masih saja ‘terpesona’ dengan Nabi SAW, sikap penghargaan yang dilakukannya, yang umum dilakukan oleh masyarakat Arab, tampaknya belum cukup baginya untuk memuliakan Nabi SAW. Masih dengan pandangan berbinar, ia berkata, “Wahai Rasulullah, ijinkanlah saya bersujud kepadamu!!”
Tentu maksud dari si Badui bukan untuk ‘menuhankan’ Nabi SAW karena ia telah cukup lama memeluk Islam dan menjalankan ibadah sesuai yang disyariatkan. Pengertian kalimat ‘Laa ilaha illallaah’ telah cukup merasuk ke dalam hatinya. Hanya saja ketika langsung bertemu dan ditunjukkan mu’jizat beliau, timbul ‘ghirah’ (rasa cinta yang begitu mendalam)-nya, sehingga penghargaan ‘standar’ itu belum cukup baginya untuk mengungkapkan luapan perasaannya dalam memuliakan Rasulullah SAW. Bukan sujud ibadah yang dimaksudkannya, tetapi sujud penghargaan seperti yang diperintahkan Allah kepada malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam AS.   
Nabi SAW bersabda, “Janganlah engkau bersujud kepadaku, seseorang itu tidak boleh bersujud kepada mahluk lainnya. Seandainya aku diperbolehkan memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada seseorang, maka aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya sebagai penghormatan bagi hak seorang suami….!!”

Note:ii600tg2320

Tidak ada komentar:

Posting Komentar