Suatu ketika beberapa orang sahabat terlibat beberapa pembicaraan sehingga mereka tertawa terbahak-bahak. Kebetulan saat itu Nabi SAW berjalan melintasi mereka, seketika beliau bersabda, “Mengapa kalian tertawa terbahak-bahak, sedangkan api neraka menanti di belakang kalian? Demi Allah aku tidak senang melihat kalian tertawa seperti itu!!”
Setelah itu Nabi SAW berjalan lagi meninggalkan mereka, yang tampak bersedih dan sangat menyesal melihat ‘ketidak-sukaan’ beliau atas sikap mereka itu. Dengan tanggapan beliau seperti itu, mereka merasa telah berdosa besar, dan hanya neraka yang menjadi balasannya. Mereka hanya diam dengan kepala tertunduk, seolah-olah ada burung yang bertengger di kepala mereka dan khawatir burung itu akan terbang jika menggerakkan kepalanya.
Tetapi tidak lama setelah itu tampak Nabi SAW hadir lagi di antara mereka dengan berjalan mundur. Kemudian dengan nada yang lebih lembut, tanpa meninggalkan ketegasan, beliau bersabda, “Malaikat Jibril datang kepadaku dan mengatakan, bahwa Allah SWT berfirman kepadaku : Mengapakah engkau mematahkan hati hamba-hamba-Ku dari rahmat-Ku? Kabarkan kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Aku adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, akan tetapi Siksa-Ku (pun) adalah siksaan yang amat pedih!!”
Setelah itu beliau berjalan lagi meninggalkan mereka, dan para sahabat tersebut segera bertaubat dan berazam (bertekad dengan sangat kuat) untuk tidak lagi tertawa terbahak-bahak.
Dalam suatu kesempatan lain, Nabi SAW baru saja keluar dari masjid ketika beliau melihat beberapa orang sahabat tengah berbincang sambil tertawa terbahak-bahak. Beliau menghampiri mereka dan mengucap salam. Setelah mereka membalas salam, beliau bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat sesuatu yang ‘memutuskan kelezatan’ (haadzimil ladzdzaat)!!”
Salah seorang sahabat berkata, “Apakah haadzmil ladzdzaat, ya Rasulullah??”
Nabi SAW bersabda, “Al Maut (yakni, kematian)!!”
Seketika para sahabat tersebut terdiam, dan Nabi SAW meninggalkan majelis mereka. Belum jauh berjalan lagi, beliau melihat sekumpulan sahabat lainnya juga tengah berbincang-bincang dengan tertawa-tawa. Beliau segera menghampiri mereka dan mengucap salam. Setelah mereka menjawab salam, beliau bersabda, “Ingatlah, demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian mengetahui sebagaimana apa yang aku ketahui, tentulah kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis!!”
Salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing pada (saat dekat) hari kiamat tersebut??”
Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang apabila masyarakat berada dalam kerusakan (yakni tenggelam dalam kemaksiatan dan mengabaikan kewajiban), maka orang-orang itu berusaha untuk memperbaikinya (yakni melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar)!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar