Suatu ketika Rasulullah SAW
bersabda, “Akan datang suatu masa, dimana bagi orang yang beragama (yakni,
memegang dan menjalankan agamanya dengan teguh), tidak akan selamat agamanya
kecuali bagi orang yang lari dengan membawa agamanya dari suatu kampung ke
kampung lainnya, dari suatu dataran tinggi ke dataran tinggi lainnya, dari
suatu batu ke batu lainnya, layaknya seperti musang yang menipu (yakni, selalu
bergerak untuk bersembunyi)…”
Dalam
kesempatan lainnya, Nabi SAW juga pernah menjelaskan bahwa di akhir zaman itu,
orang yang memegang teguh agamanya, seperti orang yang memegang bara api. Jika
tetap dipegangnya, api itu akan membakar tangannya, tetapi jika diletakkan maka
api itu akan padam.
Mendengar
hal itu, salah seorang sahabat berkata, “Wahai Nabiyallah, kapan yang seperti
itu akan terjadi?”
Beliau
SAW bersabda, “Apabila mata pencaharian tidak dapat diperoleh kecuali dengan
jalan/perbuatan maksiat kepada Allah. Apabila masa itu telah tiba, maka sikap
membujang (tidak menikah) diperbolehkan!!”
Salah
seorang sahabat berkata, “Bagaimana terjadi demikian, bukankah engkau telah
memerintahkan kami untuk menikah, ya Rasulullah!!”
Nabi
SAW bersabda, “Apabila masa itu telah tiba, maka kebinasaan seseorang (bisa
terjadi) pada tangan kedua orang tuanya. Kalau ia tidak (lagi) memiliki kedua
orang tuanya, maka kebinasaannya (bisa terjadi) pada kedua tangan istrinya.
Jika ia tidak mempunyai istri, maka kebinasaannya (bisa terjadi) pada kedua
tangan para kerabatnya!!”
Seorang
sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa terjadi demikian?”
Beliau
SAW bersabda, “Mereka itu (yakni orang tua, istri, kerabat, atau mungkin orang
terdekat lainnya) menghinanya dengan sempit tangan (yakni, sedikit pemberian,
atau kikir), lalu ia terpaksa melakukan pekerjaan yang ia tidak mampu
melakukannya, kecuali pada jalan yang membawanya kepada kebinasaan (yakni jalan
bermaksiat kepada Allah).”
Note
: iu4-143