Kamis, 04 Desember 2014

Ketika Malaikat Jibril Terhalang Masuk

Suatu ketika Malaikat Jibril berjanji akan mendatangi Nabi SAW di rumah Aisyah, istri kesayangan beliau. Tetapi ketika waktu yang ditentukan itu tiba, malaikat Jibril belum muncul juga, padahal Nabi SAW telah menunggu cukup lama di dalam rumah. Beliau meletakkan tongkat yang dipegangnya sambil berkata, “Allah dan utusan-Nya (yakni Jibril) tidak mungkin menyelisihi janji!!”
Tiba-tiba Nabi SAW melihat ada seekor anjing berlari-lari di bawah tempat tidur, beliau bersabda kepada istrinya, “Kapan anjing itu masuk?”
Aisyah berkata, “Deni Allah, saya tidak mengetahuinya!!”
Maka beliau menyuruh Aisyah mengeluarkan anjing tersebut dari dalam rumah, dan tak lama berselang malaikat Jibril datang. Rasulullah SAW bersabda, “Engkau telah berjanji kepada saya untuk datang, tetapi saya telah lama duduk menunggu tetapi engkau tidak muncul-muncul juga?”
Malaikat Jibril berkata, “Anjing di dalam rumah itulah yang mencegah saya untuk masuk, sesungguhnya saya tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar!!”
Dalam riwayat lainnya disebutkan, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa memelihara anjing, selain anjing untuk berburu atau untuk menjaga ternak (dan tanaman, dalam riwayat lainnya), maka pahalanya akan dikurangi dua qirath (dalam riwayat lain, satu qirath) setiap harinya.”
Tentang gambar, antara lain Nabi SAW pernah bersabda, “Barangsiapa menggambar suatu gambar (yang bernyawa) di dunia, maka nanti pada hari kiamat ia akan dituntut untuk meniupkan roh ke dalamnya, padahal ia tidak akan mampu untuk meniupkannya!!”
Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya siksaan Allah yang paling keras (berat) pada hari kiamat nanti, yakni pada orang-orang yang suka menggambar.”      

Note : rs2-514..

Cara Sederhana Masuk Surga

Suatu ketika berada di antara para sahabat, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa merasa puas (ridho) Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasul (ikutan/ittiba’)-nya, maka ia berhak masuk surga!!”
 Abu Sa’id al Khudry tampaknya merasa heran dengan ucapan beliau itu. “Semudah itukah untuk bisa masuk surga?” Begitu mungkin pikirnya. Karena itu ia berkata untuk meyakinkan bahwa yang didengarnya itu tidak salah, “Wahai Rasulullah, ulangilah lagi!!”
Maka beliau mengulanginya persis seperti itu, tetapi sesaat kemudian menambahkan, “Dan masih ada yang lain, dimana Allah akan mengangkat hamba-Nya dengan seratus derajad di dalam surga, yang mana jarak antara satu derajad dengan derajad lainnya seperti jarak langit dengan bumi?”
Abu Sa’id bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, dengan apakah (derajad itu diperoleh}?”
Nabi SAW bersabda, “Dengan berjuang di jalan Allah!!”
Tentunya ‘berhak masuk surga’ yang dimaksudkan apabila seseorang itu tetap memegang dan meyakininya hingga kematian menjemputnya, tidak ada keraguan dan tergoyahkan sedikitpun. Kalaupun ia masih mempunyai dosa yang tidak memperoleh pengampunan Allah, syafaat Rasulullah SAW, ataupun keridhoan (maaf) dari orang-orang yang didzaliminya selama di dunia, sehingga ia harus masuk neraka juga, tetapi ‘pada akhirnya’ ia akan masuk surga, karena tiga kalimat tersebut tidak pernah lekang dari hatinya.
Mungkin atas dasar sabda Nabi SAW tersebut, dahulu waktu kita masih TK dan SD atau MI, sebelum mulai pengajaran di pagi harinya, para guru membimbing kita untuk membaca tiga kalimat tersebut, “Rodhiitu billaahi rabba, wabil islaami diina, wabi Muhammadin nabiiya wa rasuula.”
Kemudian ditambah dengan doa menuntut ilmu, “Robbii dzidnii ‘ilmaa war zuqnii fahma, amiin.”
    
Note : rs2-232..